Mati Surinya Gerabah Sitiwinangun

Ini adalah hasil pengrajin gerabah di desa sitiwinangunmati-surinya-gerabah-sitiwinangun.jpg

Gerabah Sitiwinangun Cirebon Sitiwinangun, Dimana hampir seluruh masyarakat desanya dulu menjadikan gerabah sebagai mata pencaharian, kini tidak lagi menjadi kebanggaan. Kegiatan membuat gerabah tidak mudah lagi ditemukan distiap rumah. Apabila ada, itupun dilakukan oleh ibu-ibu tua yang pada akhirnya menyerah pada nasib, tidak memiliki kemampuan dan keahlian untuk beralih profesi. Sebagian besar penduduk sitiwinangun, tidak lagi bersentuhan dengan roda putar atau perbot untuk membuat gerabah. Mereka lebih fasih membelah roda ban bekas menjadi lembaran tipis panjang dan kursi, membentuk menjadi meubel. Himpitan ekonomi membawa dapak yang luar biasa pada perubahan mata pencaharian warga desa sitiwinangun. Sejak tahun 2000 hampir 80 persen warganya beralih profesi dari membuat gerabah menjadi pembuat meubel. Pengrajin yang tersisa hanya ibu-ibu yang sudah tergolong tua, yang hanya mampu membuat gerabah dengan betuk sederhana tanpa torehan ukiran khas Sitiwinangun. Gerabah yang banyak dihasilkan berupa guci kecil, tempat air, cobek, dan pot bunga. Bahkan ada pengrajin yang memanfaatkan bahan semen untuk menghasilkan pot. Alasan mereka, terlebih karena cepat prosesnya, tanpa harus melalui proses pembakaran supaya dapat segera di-finishing dan siap untuk jual. Selain karena adanya peluang usaha di bidang lain. Dibawah ini adalah photo bapak kadmiya.
mati-surinya-gerabah-sitiwinangun-1.jpg

Bapak kadmiya, merupakan salah satu keturan pengrajin gerabah asli sitiwinangun. Sampai saat ini ia masih berusaha bertahan dengan menggerabah. Ia merasakan kegelisahan yang dirasakan warganya. Keinginan untuk mempertahankan kemasyuran sitiwinangun sebagai desa penghasil gerabah, dirasakan sulit, karena harus dihadapkan pada kebutuhan ekonomi dan kondisi ini sungguh tidak sebanding.

Dalam sehari satu orang bisa menghasilkan dua samapai tiga set meubel, dengan harga jual sekitar 400.000-rp samapi 450.000-rp per set. Dengan hanya memperkerjakan satu sampai dua karyawan, meubel yang dihasilkan dalam satu hari bisa cukup banyak. Apabila dibandingkan dengan penghasilan dari membuat gerabah akan terasa jauh perbedaannya. Satu buah tempayan air berdiameter sekitar 50 cm dan tinggi 60 cm bisa dijual dengan harga sekitar 400.000 namun proses pengerjaan sampai dengan pembakarannya perlu waktu lebih kurangnya dua sampai tiga minggu. Itu pun tergantung cuaca musim panas akan sangat membantu proses pembakaran gerabah yang berukuran besar karena sistem pembakaran menggunakan tungku terbuka yang tentunya mengadalkan panas matahari. Sementara untuk gerabah yang berukuran kecil seperti kuali, pot, cobek, hanya laku dengan kisaran harga 20.000-rp 50.000-rp per buah.

Mencari tenaga penggerabah ternyata menjadi salah satu kendala dan tentu saja tidak semudah mendapatkan tenaga membuat meubel. Apalagi bila gerabah yang dihasilkan menorehkan khas sitiwinangun, tentunya aka  semakin sulit mendapatkan tenaga yang siap dengan pekerjaan halus seperti itu. Dulu dijaman keemasan Gerabah Sitiwinangun, banyak gerabah yang dipesan dan diproduksi atas asas kepercayaan. Banyak juga perusahaan memesan pot, guci, anglo, sudah sudah dibuatkan dalam jumlah yang banyak, ternyata kemudian tidak diambil bahkan tidak dibayar karena percaya sistem pemesanan tidak pakai uang muka dulu. Akhirnya karena tidak diambil dan tidak dibayar, menumpuklah gerabah dalam jumlah ratusan di rumah beberapa penggerabah. Jadi banyak yang kapok (jerah) karena memang benar-benar rugi, kata bapak Kadmiya dengan agak berkaca-kaca matanya.

Keluarga bapak Kadmiya pun pernah merasakan kerugian itu, sampai kakaknya yang bernama Jenny terpuruk usahanya. Kondisi itu diperparah oleh persaingan munculnya benda plastik yang beredar dipasaran. Faktor inilah yang kemudian memicu sebagian penduduk beralih profesi, terutama kaum muda. Mereka ingin sangat instant. Cepat dibuat, dan cepat dapat uang. Tidak peduli lagi dengan sejarah leluhur, Ungkapan bapak Kadmiya.

Demikianlah sekilas Mati Surinya Gerabah Sitiwinangun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Video Murottal Surah Al-Baqarah Idris Al-Hasyimi

Video Murotal Suara Merdu Qari Idris Al-Hasyimi/Idres Al-Hashemi

Video Murottal Merdu Surah An-Naba' Syaikh Hani Ar-Rifa'i